Review MOCAS 1 (Ekonomi Kerakyatan)

Sudah Bahagiakah Rakyat Indonesia? Sudah Sejahterakah Rakyat Indonesia




Manusia adalah makhluk sosial


artinya setiap orang pasti membutuhkan orang lain untuk mempertahankan hidupnya. Oleh karena itu, empati dalam diri setiap orang sangatlah penting. Karena adanya rasa empati itulah yang mendorong hati setiap orang untuk saling membantu khususnya dalam hal kebaikan.

Hakikatnya, jika kita mempermudah urusan orang lain, maka Tuhan akan memudahkan semua urusan kita. Begitu pula sebaliknya, jika kita menyusahkan orang lain, maka dalam melakukan sesuatu kita juga akan merasakan kesulitan.

Hal ini seperti hukum tabur-tuai. Logikanya, untuk apa kita menyusahkan ataupun berbuat jahat kepada sesama? Apakah alasannya hanya karena ego? Apakah kita masih mempentingkan ego dan mengesampingkan kepentingan bersama? Apakah kebahagiaan diri sendiri lebih penting, sehingga kita tega untuk merebut kebahagiaan orang lain? Jika hal itu masih ada di dalam hati setiap manusia, janganlah berharap kita bisa menjumpai perdamaian di bumi pertiwi.

Untuk merubahnya, tentunya hal tersebut dimulai dari diri sendiri


Dewasa ini kita masih sering menjumpai orang-orang “cuek”


banyak orang yang tidak peduli terhadap sekitar. Mungkin sifat “cuek” masih dianggap sepele oleh sebagian besar orang. Padahal jika sikap “cuek” di dalam diri setiap orang dihilangkan, Indonesia pasti akan maju dalam segala bidang, khususnya ekonomi.
Perekonomian suatu negara dapat menjadi tolok ukur dalam kemajuan suatu negara. Hal ini bisa terjadi jika semangat gotong royong terhadap sesama sangat besar, sehingga tidak ada lagi kesulitan yang menimpa rakyat Indonesia.

Perekonomian di Indonesia sekarang memang bisa dibilang stabil. Namun faktanya masih banyak masyarakat yang menderita, dan masih ditemukan kesenjangan. kita bisa melihat bahwa banyak mall-mall yang mengikis rejeki warung-warung kecil.


Dengan adanya mall atau pusat perbelanjaan besar lainnya, minat pembeli di toko atau warung kelontong menurun, dan bisa saja menyebabkan kerugian dan akhirnya gulung tikar.
Kita pastinya melihat banyak iklan-iklan yang terpasang di televisi maupun jalan raya tentang proyek pembangunan pusat perbelanjaan baru. Sepertinya mereka dengan mudah mendapat izin dari pemerintah. Lalu jika selalu seperti ini, bagaimana nasib usaha warung kecil milik rakyat? 

Hakikatnya, pemilik warung kecil tersebut adalah rakyat Indonesia, sedangkan pemilik pusat perbelanjaan yang sedang gencar-gercarnya dibangun di negeri kita tercinta mayoritas adalah milik orang asing. Apakah kita akan membiarkan para pengusaha asing memparkaya diri mereka? Tidak hanya warung. Makanan, minuman, pakaian, semua dikuasai pihak asing. 
ya, karena harga produk asing lebih murah dan lebih bergengsi.

Kita dengan bangganya mengonsumsi barang atau makanan atau minuman di mall yang harganya begitu tinggi. Namun jika kita membeli di pedagang kecil malah seringkali kita menawar menjadi harga yg lebih murah. Sungguh terlalu. Begitu mudahnya barang-barang dari luar negeri masuk ke Indonesia, dan begitu mudahnya merubah pola pikir para rakyat Indonesia yang menjadi semakin konsumtif, dan mengandalkan gengsi.

Hal ini tentunya berlawanan dengan konsep ekonomi kerakyatan.
Ekonomi kerakyatan sudah muncul pada jaman dahulu, ketika masih ada Serikat Dagang Islam, yang pada akhirnya dapat menghimpun para pedagang dan berjuang untuk mensejahterakan bangsa Indonesia.

Ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan ekonomi rakyat. Ekonomi rakyat adalah sebagai kegiatan ekonomi atau usaha yang dilakukan oleh rakyat kebanyakan secara swadaya mengelola sumber daya ekonomi apa saja yang dapat diusahakan dan dikuasainya, yang selanjutnya disebut sebagai usaha kecil dan menengah (UKM) terutama meliputi sektor pertaian, peternakan, kerajinan, makanan, dsb., yang ditujukan terutama untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan keluarganya tanpa harus mengorbankan kepentingan masyarakat lain.

Di dalam konsep ekonomi kerakyatan, ekonomi yang dimaksudkan adalah ekonomi yang pro rakyat. Diharapkan banyak UKM/usaha rakyat yang berkembang. Lalu, bagaimana cara kita agar bisa memajukan perekonomian di Indonesia? Seperti yang saya jabarkan di atas, semua berawal dari kesadaran diri sendiri. Yaitu dengan membeli barang di warung kelontong dekat rumah, membeli produk-produk lokal, dan lainnya.
Kita juga harus memiliki semangat gotong royong demi memajukan perekonomian di Indonesia. Berikut ini adalah ide proyek jangka panjang yang akan saya jelaskan: Indonesia masih menganut kepercayaan jika “belum sukses jika belum jadi pegawai”.
Tentunya kepercayaan ini salah besar.


Faktanya pengusaha lebih sukses dari pegawai.
Hal ini terjadi karena para pengusaha dapat mengatur sendiri usahanya, membuka lapangan pekerjaan, dan lainnya.


Kita harus merubah mindset tersebut.
Apalagi pengangguran di Indonesia masih banyak, dan lapangan pekerjaannya masih sedikit.
Kalau kita bisa membuka usaha sendiri demi membantu hajat hidup orang lain, kenapa tidak? Tentunya dalam merekrut karyawan, kita harus pro-rakyat. Artinya, tidak hanya sarjana atau ahli ilmu yang bisa masuk dalam lingkungan usaha kita. Namun kita juga harus merekrut rakyat biasa yang notabene belum bisa merasakan sekolah di jenjang yang lebih tinggi. Karena pada dasarnya, rakyat biasa itulah yang sering tertolak dalam hal mendapatkan pekerjaan.

Pemerintah juga belum bisa mengatasinya secara total. Mereka juga warga Indonesia seperti kita, seperti yang lain. Mereka juga perlu pemasukan untuk membiayai diri sendiri maupun keluarganya. Oleh karena itu, empati terhadap orang lain sangatlah penting. Selanjutnya, kita bisa melihat banyak orang biasa yang menjajakan makanan, mainan, barang, maupun jasa. Sebagian besar dari berasal dari kalangan yang kurang beruntung. Tapi kita patut bangga dengan mereka karena mereka masih mau bekerja. Tidak mengemis.

Lalu, apa yang harus kita lakukan untuk mereka?
Kita bisa membantu mereka dengan cara membeli makanan atau barang mereka. Kita juga bisa mempromosikan usaha mereka melalui media sosial yang kita punya. Jika banyak feedback dari teman-teman, maka usaha dari para pedagang tersebut pastinya akan laris. Selain itu, jika dirasa perlu kita juga bisa menggalang dana untuk mereka yang dalam berjualan benar-benar membutuhkan perlengkapan, peralatan, atau modal untuk menunjang kegiatan mereka. Contohnya pedagang bakso yang gerobaknya sudah reot, ojek pengkolan yang montornya sudah rusak, pedagang mainan yang membutuhkan tas untuk mengumpulkan mainannya, atau yang lain. Kita juga bisa memberikan sedikit inovasi kepada mereka agar bisa mendobrak pasar sehingga dagangan mereka laris. Kita juga harus senantiasa mendampingi, dan membimbing agar mereka bisa menjadi lebih maju dan lebih baik lagi, jadi janganlah melepas tanggung jawab sebelum mereka sejahtera


Jadilah pioner pejuang untuk Indonesia agar lebih sejahtera



HIDUP MAHASISWA...!!!

HIDUP RAKYAT INDONESIA...!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 seconds of Summer Facts

Review Mocas 2 SPB 2017